Bermain adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Sebagian orangtua mungkin beranggapan bahwa ketika anak sedang pretend play atau bermain pura-pura seperti bermain dokter-dokteran atau rumah-rumahan, anak hanya sedang melakukan aktivitas yang sekadar memberikan efek menyenangkan bagi anak dan tidak terlalu berarti. Padahal, menurut Joan Freeman, psikolog asal Inggris, bermain adalah suatu aktivitas yang membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh baik secara fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan bermain, anak mulai belajar tentang dunia sekitarnya dengan seluruh panca indera yang ia miliki. Jadi, apa saja ya manfaat dari pretend play untuk perkembangan anak?

 

Perkembangan kognitif

Dengan pretend play, anak menerima informasi baru tentang dunia sekitarnya. Dengan bermain peran menjadi seorang koki, montir, pedagang atau petugas kasir misalnya, anak akan memahami berbagai perbedaan tugas, karakter dan emosi pada seseorang. Kemudian logika berpikir anak akan dilatih, contohnya  ketika sedang bermain masak-masakan anak akan berasumsi bahwa daging dan sayuran mainan yang ia gunakan benar-benar bisa dimakan sehingga ia akan mengunyah dengan mulut yang kosong, padahal anak pun tahu bahwa sesungguhnya daging dan sayuran itu hanyalah plastik dan mainan yang tidak bisa digigit.

 

Perkembangan bahasa

Saat anak bermain peran menjadi seorang Ibu, Ayah atau tokoh lainnya seringkali anak mengeluarkan kata atau kalimat yang mirip seperti apa yang pernah orangtua ucapkan. Yap, secara tidak langsung kata atau kalimat yang anak dengar dari orang terdekatnya seperti orangtua, saudara atau guru akan diserap langsung oleh anak. Memang, anak adalah peniru yang hebat. Oleh karena itu pretend play membantu anak untuk memahami bahasa lebih cepat. Anak akan mampu mengembangkan kemampuan berbahasanya yang pada akhirnya membantu anak dapat bersosialisasi dengan baik. Selain itu anak akan memahami bahwa kata memiliki makna untuk menghidupkan cerita kembali dan membuat permainan lebih teratur. Proses ini akan membantu anak untuk menemukan hubungan antara bahasa bicara dan bahasa tulis, yang mana nantinya akan memudahkan anak untuk lebih cepat menulis dan membaca.

 

Perkembangan emosi dan sosial

Pretend play membuat anak aktif memainkan peran sebagai profesi, tokoh atau peran tertentu. Anak akan belajar untuk “menjadi orang lain” yang mana akan membantunya untuk mengenal pentingnya memiliki moral dan kemampuan berempati pada seseorang. Sedangkan dalam kontribusinya di dunia akademis, anak-anak prasekolah yang meluangkan waktu lebih banyak dalam pretend play menunjukkan performa yang lebih baik dalam hal kepatuhan serta regulasi perilaku dan emosi di dalam kelas (Berk, Mann, & Organ, dalam Berk 2013).

 

Jadi, semakin kompleks pretend play yang dilakukan anak, semakin kompleks juga proses berpikir dan belajar anak. Orangtua harus selalu mendukung anak pada saat proses bermain sambil belajar, sehingga anak mampu menjadi seseorang percaya diri dan perkembangan anak pun akan menjadi optimal.

 

“Play is often talk about as if it were a relief from serious learning. But for children play is serious learning. Play is really the work of childhood” – Fred Rogers

 

Penulis: Amelia Ajrina, S.Psi